CONTOH PROPOSAL PTK SD KELAS 4 : PENINGKATAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA DG PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIC
Jasa Pembuatan PTK |
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menghadapi era globalisasi yang
diiringi dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat, seseorang dituntut untuk
mampu memanfaatkan informasi dengan baik dan cepat. Sehingga dibutuhkan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan bernalar tinggi serta memiliki
kemampuan untuk memproses informasi sehinga sehinga dapat digunakan untuk
mengembangkan IPTEK. SDM Indonesia masih mengalami kekurangan dalam menciptakan
teknologi yang semakin maju seperti sekarang. Kurangnya SDM yang berkualitas
disebabkan oleh pemahaman terhadap suatu ilmu yang masih kurang maksimal,
terutama ilmu-ilmu yang berkaitan dengan teknologi yang mendasar sepert
matematika.
Salah satu karakteristik
matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak, artinya objek matematika
berada dalam alam pikiran manusia, sedangkan realisasinya dengan menggunakan
benda-benda yang berada disekitar kita. Sifat abstrak ini menyebabkan siswa
mengalami kesulitan dalam matematika. Banyak siswa menganggap bahwa matematika
itu sulit. Selama ini guru seakan – akan menjadi pemegang kekuasaan secara
penuh di kelas. Guru sebagai objek dan siswa sebagai objek. Pembelajaran
terjadi satu arah, siswa hanya sebagai penerima materi saja.
Pembelajaran matematika di
kelas IV SD N Geneng 2 masih didominasi oleh guru. Guru memberikan materi
dengan metode ceramah. Pada akhir penyampaian materi guru memberikan pertanyaan
kepada siswa tentang kepahaman siswa, sebagaian besar siswa tidak menjawab.
Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya namun siswa diam. Pada akhir
pembelajaran guru memberikan soal latihan kepada siswa dan siswa diminta
mengerjakannya.
Berdasarkan hasil pengamatan
nilai ulangan kelas IV SD Negeri Geneng 2, Hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika materi penjumlahan dua pecahan yaitu dari 20 siswa,
tedapat 5 siswa mendapat nilai ≥65, sedangkan 15 siswa mendapat nilai ≤65.
Dapat disimpulkan bahwa hanya 25% siswa dapat mencapai KKM dan 75% belum
mencapai KKM.
Berdasarkan hasil fakta di
kelas IV SD Negeri Geneng 2 dan hasil konsultasi dengan dosen pembimbing, maka
perlunya penerapan pendekatan pembelajaran yang tepat sebagai proses
pembelajaran matematika. Salah satu pendekatan pembelajaran matematka yang
berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari (mathematize
of everyday experience) dan
menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah pendekatan Matematika
Realistik (MR). Pembelajaran Matematika Realistik (MR) memberikan kesempatan
siswa untuk menemukan kembali dan mengkontruksi konsep-konsep matematika pada
masalah realistik yang diberikan oleh guru. Situasi realistik dalam masalah
memungkinkan siswa menggunakan cara-cara informal (cara mereka sendiri dengan
pengalaman) untuk menyelesaikan masalah.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan hasil penelitian yang
saya lakukan di kelas IV SD Negeri Geneng 2 banyak sekali penyebab kurangnya
hasil belajar matematika materi penjumlahan dua pecahan, diantaranya :
1. Guru masih menggunakan pendekatan lama yaitu ceramah
2. Guru masih berpatokan menggunakan textbook dalam menyampaikan
materi.
3. Guru tidak menghubungkan materi dengan dunia nyata siswa.
4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
5. Guru hanya mengukur keberhasilan pembelajaran dari hasil tes
ulangan siswa.
C. BATASAN MASALAH
Penelitian ini dibatasi pada
pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika realistik pada
siswa kelas IV SD Negeri Geneng 2, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak pada materi
pecahan dan operasinya. Pengamatan lebih difokuskan pada keterlaksanaan proses
pembelajaran dengan pendekatan matematika realistic sebagai upaya peningkatan
hasil belajar materi pecahan dan operasinya.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hasil belajar siswa
kelas IV SD Negeri Geneng 2 materi penjumlahan dua pecahan dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penggunaan pendekatan
Matematika Realistik pada materi pecahan dan operasinya di kelas IV SD Negeri
Geneng 2?
2. Bagaimana
peran dan minat siswa terhadap penggunakan pendekatan Matematika Realistik pada
materi pecahan dan operasinya di SD Negeri Geneng 2?
3. Bagaimana
hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Geneng 2 pada materi pecahan dan
operasinya setelah menggunakan pendekatan Matematika Realistik?
E. TUJUAN PENELITIAN
1. Menerapkan pendekatan
Matematika Realistik di kelas IV SD Negeri Geneng 2 pada materi pecahan dan
operasinya.
2. Mengetahui
peran dan minat siswa kelas IV SD Negeri Geneng 2 terhadap pendekatan
Matematika Realistik pada materi pecahan dan operasinya.
3. Mengetahui
hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Geneng 2 pada materi pecahan dan
operasinya.
F. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diperoleh dari penelitian
ini adalah :
1. Secara Teoritis
Menjadi bahan informasi ilmiah
bagi praktisi pendidikan mengenai pembelajaran menggunakan pendekatan
Matematika Realistik serta dapat menjadikan referensi dalam upaya pengoptimalan
pembelajaran matematika materi pecahan dan operasinya.
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti dan guru
Sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat pada materi pecahan dan
operasinya.
b. Bagi sekolah
Sebagai masukan dan dasar
pemikiran untuk mengoptimalkan pembelajaran matematika sesuai dengan pendekatan
yang tepat.
c. Bagi pembaca
Memberikan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran matematika
materi pecahan dan operasinya menggunakan pendekatan matematika realistik.
G. BATASAN ISTILAH
Untuk menghindari penafsiran
yang berbeda terhadap istilah-istilah dalam penelitian ini, berikut di jelaskan
istilah-istilah sebagai berikut ini :
1. Peningkatan
hasil belajar adalah upaya yang dilakukan untuk menciptakan hasil belajar yang
lebih optimal.
2. Peningkatan hasil belajar
dikatakan berhasil apabila siswa paham dengan materi yang diberikan oleh guru
dengan ditandai minimal 75% siswa meningkat hasil belajarnya dan aktivitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran meningkat.
Jasa Pembuatan PTK |
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. HAKIKAT BELAJAR
a. Pengertian Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah
proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar
dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat
melui pengalaman.
Surya, Mohammad (1992 : 23), definisi belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan.
Perubahan yang terjadi dalam
diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya, karena tidak setiap
perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Menurut
Slameto (2010 : 3-5), ciri-ciri perubahan tingkah laku yang termasuk dalam
pengertian belajar, yaitu : (1) perubahan yang terjadi secara
sadar, artinya seseorang yang belajar
akan menyadari terjadinya perubahan itu, atau paling tidak dia merasakan bahwa
dalam dirinya telah terjadi perubahan; (2) perubahan
dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, artinya suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan akan berguna lagi bagi kehidupan ataupun proses belajar
berikutnya; (3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, artinya perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju
untuk memperoleh sesuatu lebih dari sebelumnya; (4) perubahan
dalam belajar bukan bersifat sementara, artinya bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan
bersifat menetap; (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, artinya bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan
yang akan dicapai; dan (6) perubahan mencakup seluruh
aspek tingkah laku, artinya
bahwa perubahan yang diperoleh seseorang melalui proses belajar.
Kesimpulan dari penjelasan
mengenai defininisi belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat dari
perbuatan yang sengaja maupun tidak sengaja berdasarkan dari pengalaman-pengalaman
yang telah dimilikinya yang berguna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Menurut Slameto (2010 : 54),
ada beberapa factor yang mempengaruhi belajar, yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri individu (intern) dan faktor yang berasal dari luar individu
(ekstern).
Dalam faktor intern
dikelompokkan menjadi 3 faktor antara lain factor jasmaniah yang meliputi
kesehatan dan cacat tubuh, factor psikologis yang meliputi intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan sedangkan faktor
terakhir adalah faktor kelelahan.
Dalam faktor ekstern yang
mempengaruhi hasil belajar dikelompokkan menjdi 3 faktor yaitu : faktor
keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor keluarga meliputi orang
tua, relasi anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah meliputi
metode mengajar yang dilakukan oleh guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah. Sedangkan di dalam faktor masyarakat hal yang mmpengaruhi belajar siswa
antara lain kegiatan siswa di masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk
kehidupan masyarakat.
Dari uraian mengenai faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dikatakan
bahwa antara faktor intern yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor
ekstern yang berasal luar diri siswa memiliki hubungan yang sangat erat dan
keduanya saling mempengaruhi.
B. HAKEKAT HASIL BELAJAR
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan
peristiwa yang bersifat internal, yang terjadi di dalam diri seseorang.
Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan kognitif atau pengetahuan
kemudian berpengaruh kepada perilaku. Perilaku belajar seseorang didasarkan
pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari kemudian dapat
diketahui melalui tes.
Menurut Dimyanti dan Mudjiono
(2006:3-4) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar. Hasil interaksi itu menyebabkan perubahan perilaku
individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan
tingkah laku tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan program
pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan
belajar.
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai
siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor dari dalam diri siswa
(faktor internal) dan faktor yang dating dari luar diri siswa (faktor
eksternal). Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi kemampuan yang
dimilikinya , motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan
belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Sedangkan faktor
yang berasal dari luar diri siswa meliputi faktor lingkungan, terutama kualitas
pengajaran.
C. MATEMATIKA REALISTIK (MR)
a. Hakekat Pendekatan Matematika Realistik
Salah satu pembelajaran
matematika yang berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari dan
menerpakan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah Matematika Realistik
(MR). Realistic Mathematica Education (RME) merupakan teori belajar mengajar
dalam pendidikan matematika. Teori RME pertama kali diperkenalkan dan
dikembangkan di Belanda pada tahun 1970 oleh Institut Freudenthal. Teori ini
mengacu pada pendapat Freudenthal yang mengatakan bahwa matematika harus
dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan aktivitas manusia. Ini
berarti matematika harus dekat dengan anak yang relevan dengan kehidupan nyata
sehari-hari. Matematika sebagai aktivitas manusia berarti manusia harus
diberikan kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika dengan
bimbingan orang dewasa, (Gravencher (Suharta, 1 : 2005).
Seperti yang dikatakan Zulkardi
(2001 : 1) bahwa Realistic Mathematic Education (RME) atau pendekatan
matematika realistik adalah teori pembelajaran yang bertitik tolak dari
hal-hal real. Realistic
dalam hal ini dimaksudkan tidak mengacu pada realitas tetapi pada sesuatu yang dapat dibayangkan oleh siswa, Prinsip
penemuan kembali dapat diinspirasi oleh prosedur-prosedur pemecahan informal,
sedangkan proses penemuan kembali menggunakan konsep matematisasi.
Dua jenis matematisasi
diformulasikan oleh Traffers yaitu matematisasi horizontal dan matematisasi
vertical (Suharta, 1 : 2005). Dalam bermatematika secara horizontal, siswa
mengidentifikasi bahwa soal kontstektual harus ditransfer ke dalam soal bentuk
matematika untuk lebih dipahami. Menurut Gravemeijer dan Traffers (Suharta,1:
2005) melalui penskemaan, perumusan, dan pemvisualisasian, siswa mencoba
menemukan dan hubungan soal dan mentransfernya kedalam bentuk model matematika
formal dan tidak formal. Peran guru adalah membentuk siswa menemukan model-model
formal dan nonformal dengan memberikan gambaran model-model yang cocok untuk
mempresentasikan soal tersebut.
Sedangkan dalam matematika
secara vertical, siswa menyelesaikan bentuk matematika formal atau tidak formal
dari soal kontekstual dengan menggunakan konsep, operasi dan prosedur
matematika yang berlaku dan dipahami siswa. Guru membantu siswa menunjukkan
hubungan dari rumus yang digunakan, membuktikan aturan matematika yang berlaku,
membandingkan model, menggunakan model yang berbeda, mengkombinasikan dan
menerapkan model, serta merumuskan konsep matematika dan
menggeneralisasikannya.
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika Realistik
Wahyudi dan Kriswandani (2007 :
52) mengemukakan bahwa langkah-langkah pembelajaran dalam pendekatan matematika
realistic adalah sebagai berikut :
1. Memahami masalah / soal konteks, guru memberikan masalah /
persoalan kontekstual dan meminta peserta didik untuk memahami masalah
tersebut.
2. Menjelaskan
masalah kontekstual, langkah ini dilakukan apabila ada peserta didik yang belum
paham dengan masalah yang diberikan.
3. Menyelesaikan masalah secara kelompok atau individu.
4. Membandingkan dan mendiskusikan
jawaban. Guru memfasilitasi diskusi dan menyediakan waktu untuk membandingkan
dan mendiskusikan jawaban dari soal secara kelompok.
5. Menyimpulkan isi diskusi.
D. PECAHAN
Menurut Mustaqim dan Ary (2008 : 163), pecahan merupakan bagian dari keseluruhan. Materi pecahan adalah salah satu materi yang di ajarkan pada kelas IV Sekolah Dasar. Adapun materi yang dipelajari dalam pecahan meliputi :
1. Menjelaskan arti pecahan dan urutannya, meliputi :
a. Mengidentifikasi pecahan sebagai bagian dari keseluruhan.
Contoh :
1 bagian lingkaran dibagi menjadi 4 bagian. Jadi masing-masing bagian tersebut bernilai seperempat atau dapat ditulis
b. Mengurutkan pecahan
Jika terdapat beberapa pecahan yang berpenyebut sama, maka untuk mengurutkan pecahan-pecahan itu cukup dengan mengurutkan pembilangnya saja.
2. Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan
a. Mengidentifikasi pecahan yang senilai.
Pecahan senilai dapat dicari dengan mengalikan pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama
Contoh :
senilai dengan =
b. Menyederhanakan pecahan
Pecahan paling sederhana diperoleh dengan membagi pembilang dan penyebut yang sama.
Contoh :
= =
3. Penjumlahan pecahan
a. Melakukan penjumlahan pecahan berpenyebut sama.
Penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama dilakukan dengan menjumlahkan pembilang-pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Kemudian tuliskan hasilnya dalam bentuk paling sederhana.
Contoh :
+ = =
b. Melakukan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama.
Penjumlahan pecahan yang berpenyebut berbeda dilakukan dengan cara menyamakan penyebutnya dengan KPK kedua bilangan, jumlahkan pecahan baru seperti pada penjumlahan pecahan berpenyebut sama.
Contoh :
+ = =
4. Mengurangkan pecahan
a. Melakukan pengurangan pecahan berpenyebut sama.
Pengurangan pecahan yang berpenyebut sama dilakukan dilakukan dengan mengurangkan pembilang-pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Kemudian tuliskan hasilnya dalam bentuk paling sederhana.
Contoh :
- = = =
b. Melakukan pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama.
Aturan pengurangan pecahan yang berbeda penyebutnya yaitu samakan penyebutnya dengan KPK kedua bilangan, kemudian kurangkan pecahan baru seperti pada pengurangan pecahan berpenyebut sama.
Contoh :
- = =
5. Menyelesaikan yang berkaitan dengan pecahan.
Contoh :
Ibu membeli sebuah kue besar, kue tersebut di bagikan kepada anaknya yang berjumlah 2 orang. Berapa jumlah yang diperoleh masing-masing anak?
Jawab :
1 kue dibagikan 2 anak, masing-masing mendapat
E. PENELITIAN TERDAHULU
Pembelajaran matematika dengan
menerapkan pendekatan matematika realistik merupakan salah satu usaha untuk
meningkatkan hasil belaja siswa dalam pembelajaran materi pecahan. Usaha ini
dilakukan sehubungan dengan adanya kesenjangan antara materi yang dicita-citakan
oleh kurikulum tertulis (intended curriculum), serta perbedaan materi yang
diajarkan dengan materi yang dipelajari siswa (relized curriculum).
Penelitian yang dilakukan oleh
Soviawati, Evi tentang Pendekatan Matematika Realistik (PMR) untuk Meningkatkan Kemampuan
Berfikir Siswa di Tingkat Sekolah Dasar, hasilnya antara lain siswa tidak hanya mudah mengusai konsep dan
materi pelajaran namun juga tidak cepat lupa dengan konsep dan materi yang
telah diperolehnya. Pendekatan ini tepat diterapkan dalam mengajarkan
konsep-konsep dasar supaya siswa mampu meningkatkan kemampuan berfikrnya yang
akhirnya bermuara pada meningkatnya hasil belajar siswa.
Penelitian Romauli, Mika
tentang Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik dan Berpikir Logis
terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD Bharlind School Medan, hasilnya antara lain terdapat perbedaan antara hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan Pendekatan Matematika Realistik dengan cara
kelompok dan cara individu. Hasil belajar yang diajarkan dengan PMR cara
kelompok lebih tinggi dibandingkan dengan PMR yang diajarkan secara individu.
Penelitian Zulkardi dan Ilma,
Ratu, tentang Desain Bahan Ajar Penjumlahan Pecahan Berbasis Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri
23 Indralaya, hasilnya antara lain proses
pembelajaran siswa dengan menggunakan bahan ajar penjumlahan pecahan berbasis
PMRI sangat menuntun siswa untuk mengembangkan ide-ide dan menumbuhkan
kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah, dilihat dari proses yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah.
F. KERANGKA PIKIR PENELITIAN
Salah satu karakteristik
matematika adalah mempunyai kajian objek yang abstrak. Sifat abstrak ini
menjadikan banyak siswa kesulitan dalam matmatika. Pembelajaran matematika saat
ini lebih cenderung bagaimana matematika dapat diaplikasikan dalam dunia nyata
bukan sebaliknya objek nyata digunakan sebagai membentuk konsep matematika.
Kegiatan pembelajaran matematika yang kurang terikat dengan kehidupan nyata dan
alam pikiran siswa sering menjadikan matematika yang kurang dipelajari kurang
bermakna dan kurang menarik.
Pendekatan matemtika realistik
dapat membantu mengkonkretkan konsep-konsep matematika yang abstrak. Salah satu
pembelajaran matematika yang beorientasi pada matematisasi pengalaman
sehari-hari serta menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah
pendekatan pembelajaran matematika realistik (MR). Dengan penerapan pendekatan
pembelajaran matematika realistic (MR) diharapkan siswa lebih mudah menangkap
dan memahami konsep matematika yang nantinya bermuara pada peningkatan hasil
belajar siswa.
Jasa Pembuatan PTK |
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian Peningkatan Hasil
Belajar Matematika pada Materi Pecahan dan Operasinya dengan Menggunakan
Pendekatan Matematika Realistik (MR) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Geneng 2,
Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk mengatasi suatu
permasalahan atau memperbaiki suatu pembelajaran di dalam kelas.
A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN
Penelitian tindakan ini
mengambil bentuk penelitian tindakan kelas kolaborasi, dimana peneliti
berkolaboasi dengan guru yang tergabung dalam satu tim untuk melakukan
penelitian dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam praktik
pembelajaran. Hubungan antara peneliti dan guru bersifat kemitraan, sehingga
kedudukan peneliti dan guru adalah sama untuk mengupayakan persoalan-persoalan
yang akan diteliti. Dengan demikian peneliti dituntut untuk bisa terlibat
secara langsung dalam PTK ini. Adapun yang melaksanakan pembelajaran adalah
siswa dan peneliti, sedangkan guru sebagai pengamat.
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif, dimana pengambilan data
dilakukan secara alami dan data yang diperoleh berupa kata-kata dan gambar.
Sesuai dengan pengertian penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistic
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada
semester ganjil tahun ajaran 2015-2016 yaitu pada Oktober sampai Desember 2015.
2. Tempat Peelitian
Penelitian ini di lakukan di
kelas IV SD Negeri Geneng 2, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak.
C. DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian ini
menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Mc Taggart. Model visualisasi bagan yang disusun oleh Kemmis dan Mc Taggart
adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan atau planning
Rencana penelitian tindakan
merupakan tindakan yang terstruktur dan terencana namun tidak menutup
kemungkinan untuk mengalami perubahan sesuai situasi dan kondisi yang tepat.
b. Tindakan atau acting
Yang dimaksud tindakan
atau acting dalam
penelitian ini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang
merupakan variasi praktek yang cermat dan bijaksana. Tindakan yang dilakukan
berdasarkan pada perencanaan yang telah disusun sesuai dengan perencanaan.
c. Observasi atau observing
Observasi pada tindakan ini
berfungsi untuk mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama tindakan.
d. Refleksi atau reflecting
Refleksi adalah mengingat dan
merenungkan kembali sutau tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan hasil
observasi.
D. INSTRUMENT PENELITIAN
Instrument penilaian adalah
alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, dan
sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini, untuk kepentingan
mengumpulkan data digunakan beberapa instrument, antara lain:
a. Lembar observasi
Lembar observasi berisi catatan
yang menggambarkan aktivitas peneliti dan siswa dalam kegiatan pembelajaran
yang dilakukan di kelas. Format lembar observasi yang digunakan adalah format
observasi sistematis yang berbentuk isian untuk mengetahui tindakan selama
proses pembelajaran.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan tidak
terstruktur kepada siswa, artinya wawancara hanya dilakukan kepada siswa yang
dipilih tentang aktivitas, tanggapan, dan sikap siswa terhadap pembelajaran
matematika realistik.
c. Jurnal harian
Jurnal harian berisi catatan
kejadian yang belum terdapat dalam lembar observasi. Jurnal harian ini
digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran serta untuk
mendeskripsikan aktivitas siswa maupun pengajar selama proses pembelajaran.
d. Bahan ajar
Bahan ajar terdiri dari buku
guru, buku siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
e. Lembar evaluasi
Lembar evaluasi ini berupa soal
ulangan isian sebagai tolak ukur kompetensi siswa terhadap materi yang telah
dipelajari.
Lembar instrument tersebut sebenarnya tercakup dalam sebuah instrument pokok
yakni peneliti itu sendiri. Penelitian tindakan kelas sebagai peneliti
bertradisi kualitatif dengan latar atau setting yang wajar dan alami yang diteliti, memberikan peranan
penting kepada penelitnya yakni sebagai satu-satunya instrument karena
manusialah yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu.
E. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Personel yang terlibat
Dalam penelitian ini peneliti
berkolaborasi dengan guru dalam satu tim. Guru sebagai observer sedangkan
peneliti dan siswa sebagai pelaksana pembelajaran. Semua tindakan didiskusikan
antara peneliti dan guru.
b. Penyusunan instrument pembelajaran
Instrument pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah bahan ajar terdiri dari buku guru, buku
siswa, lembar kegiatan siswa (LKS), dan lembar evaluasi.
c. Skenario tindakan
1. Penyusunan perencanaan (planning)
Peneliti melakukan observasi
awal, wawancara, dan diskusi dengan guru untuk mengetahui permasalahan yang ada
dalam pembelajaran matematika di kelas. Setelah peneliti mengetahui
permasalahan yang terjadi, peneliti bersama guru yang tergabung dalam tim
kolaborasi menyusun rencana tentang tindakan apa yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap siswa yang
diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada. Solusi yang
diterapkan adalah pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika
realistik.
2. Pelaksanaan tindakan (acting)
Peneliti melaksanakan
pembelajaran dengan pendekatan realistik berdasarkan pada rencana tindakan yang
tertuang dalam rencana pembelajaran sebagai upaya perbaikan, peningkatan, dan
perubahan yang dihaapkan. Dalam tahap ini sangat dipengaruhi situasi dan
kondisi pada waktu pembelajaran berlangsung sehingga perencanaan tindakan
bersifat fleksibel.
3. Observasi (observing) dan perekaman tindakan.
Kegiatan ini bertujuan untuk
mengamati pelaksanaan dan hasil serta dampak dari tindakan yang dilakukan.
Tahap ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Tahap ini dilakukan
oleh guru sebagai observer. Catatan dan dampak tindakan diperoleh dari lembar
observasi, wawancara, jurnal harian dan dokumentasi berupa foto kegiatan pada
saat pembelajaran. Observer hanya melakukan pencatatan atas apa yang dilihat
dan didengar. Observer harus bersifat deskriptif dan netral.
4. Refleksi (Reflecting)
Peneliti dan guru menganalisa, menginterprestasikan dan
menyimpulkan hasil dan dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan data
dari hasil observasi (monitoring) dan perekaman tindakan. Data hasil monitoring dan perekaman
tindakan disusun secara urut dan teratur.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis data yang digunakan
adalah analisis data diskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini berupa data hasil observasi tentang proses pembelajaran, hasil
wawancara dan jurnal harian. Data tambahan yang diperoleh dari wawancara tidak
terstruktur dengan siswa dan data dari foto kamera sebagai pertimbangan.
Kemudian data diperoleh dan dianalisis dalam beberapa tahap sebagai berikut :
a. Reduksi data
Tahap ini dilakukan untuk
merangkum data, memfokuskan pada hal-hal penting.
b. Triangulasi
Triangulasi adalah suatu cara
untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam
konteks suatu studi sewaktu pengumpulan data tentang berbagai kejadian dan
hubungan dari berbagai pandangan. Triangulasi pada penelitian ini dilakukan
dengan membandingkan data hasil observasi, data hasil wawancara dengan guru dan
diperkuat dengan data dari jurnal harian, wawancara tidak terstruktur dengan
siswa dan data dari dokumen kamera.
c. Display data
Data hasil reduksi data dan
triangulasi kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif. Selanjutnya data
hasil analisis disajikan dalam bentuk terstruktur sehingga data mudah dipahami
secara keseluruhan atau pada bagian tertentu. Selain itu data ditampilkan pula
dalam bentuk foto untuk memahami hal-hal yang bersifat subjektif. Data tes
dihitung presentase ketuntasannya dengan rumus :
x 100%
Presentase siswa yang meningkat hasil belajarnya dihitung dengan
rumus :
x 100%
d. Kesimpulan
Data yang diperoleh setelah
dianalisis kemudian diambil simpulannya apakah tujuan dari pembelajaran sudah
tercapai atau belum. Apabila belum tercapai dilakukan tindakan selanjutnya dan
apabilasudah tercapai penelitian dihentikan.
G. INDIKATOR KEBERHASILAN
Apabila penggunaan pendekatan matematika realisttik (MR) dalam
kegiatan pembelajaran matematika telah meningkat hasil blajar matematika siswa
lebih dari 75% maka penelitian akan dihentikan. Amgka 75% ini berdasarkan pada
hasil pre test yang dilakukan peneliti.
Contoh Proposal Ini Ditulis Oleh : Ginanjar Laela Nawawi
Contoh Proposal Ini Ditulis Oleh : Ginanjar Laela Nawawi
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta.
Mustaqim & Ary. 2008. Ayo Belajar Matematika. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas.
Slameto. 2010. Belajar
& Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Soviawati, Evi. 2011.
“Pendekatan Matematika Realistik (PMR) untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir
Siswa di Tingkat Sekolah Dasar”. Jurnal of
Education, ISSN 1412-565X , No.2, pp.79-85
Romauli, Mika. 2013. “Pengaruh
Pembelajaran Matematika Realistik dan Berpikir Logis terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa SD Bharlind School Medan”. Jurnal
Tematik, ISSN : 1979-0633 , Vol.003, No.12,pp.1-18
Suharta. 2005. Matematika
Realistik Apa dan Bagaimana. http:www.depdiknas.go.id. diakses 15 September 2007.
Surya, Mohammad. 1992. Psikologi
Pendidikan (Cetakan ke-5 Edisi Revisi). Bandung: Jurusan PBB UPI.
Wahyudi dan Kriswandi. 2007.
Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. 123. Salatiga: ISBN.
Zukardi dan Ilma, Ratu. 2010. “Desain Bahan Ajar Penjumlahan Pecahan Berbasis Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri
23 Indralaya”. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 4. N0. 2
Zulkardi. 2001. How to Design
Mathematics Lessons on the Realistic Approach?. www.
Geocities.com/ratuilma/PMR.html. diaskes 28 Agustus 2007.
082321009253 A.n Ginanjar L.N
08122099019 A.n Roisun Bisri
No comments:
Post a Comment